Sabtu, 18 Januari 2014

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

TES MINAT DAN BAKAT 

BERIKUT ADALAH NAMA KELOMPOK DARI SISTEM INFORMASI PSIKOLGI GUNADARMA 

NAMA KELOMPOK : 

ARINTA AYU 11510104 EDUARDUS SAPTONO PAMBUDI 12510247 ERNING AZZUKHRUF 19510025MIKYAL HUSNUL KHOTIMAH 14510403 RAHMANIA DEWI 15510563 RISA APRIANI 16510023 TIARA INTAN PUTRI 16510886RORO SILVIA YOLANDA 1A512096 

 KELAS : 4PA04 

 ANALISIS KEBUTUHAN TES MINAT DAN BAKAT 1. Eksternal entities  o Subjek 2. Keluaran aplikasi  o Laporan hasil tes 


 PROSES BISNIS TES MINAT DAN BAKAT  1. Subjek/pasien bisa mendatangi/ reservasi terlebih dahulu pada biro  2. Subjek melakukan pemilihan tes dari berbagai macam tes yang tersedia, pada kasus ini adalah Tes minat dan bakat  3. Subjek mengisi formulir yang berisi data pribadi seperti nama, ttl, alamat, umur, pendidikan, jurusan, fakultas, kelas, no.hp, email, dll.  4. Setelah itu subjek diharapkan konsultasi terlebih dahulu pada psikolog agar pemilihan tesnya lebih akurat sesuai review pada data pribadi.  5. Pada tahap tersebut psikolog memberitahu bahwa setiap tes (DAT, FACT, GAT) memiliki harga yang berbeda  6. Setelah pasien memilih, langsung dilakukan tes secara komputerisasi.  7. Hasil tes keluar, pasien diharap melakukan pembayaran.  8. Subjek juga dapat menunggu hasilnya langsung, atau dikirim via pos (ongkir sudah termasuk service)

PROSES BISNIS TES MINAT DAN BAKAT DIBAWAH BERIKUT:


Senin, 10 Juni 2013

BENTUK-BENTUK UTAMA DALAM TERAPI : TERAPI SUPPORTIVE, REEDUCATIVE, RECONSTRUCTIVE TERAPI SUPPORTIVE

TERAPI SUPPORTIVE Adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Tujuan : 1. menaikkan fungsi psikologi dan sosial 2. menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin 3. menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima 4. mencegah terjadinya relaps 5. bertujuan agar penyesuaian baik 6. mencegah ketergantungan pada dokter 7. memindahkan dukungan profesional kepada keluarga Syarat pemberian terapi : 1. gangguan bersifat sedang 2. kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat. TERAPI REEDUCATIVE Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri. Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain : 1. terapi hubungan antar manusia (relationship therapy) 2. terapi sikap (attitide therapy) 3. terapi wawancara (interview therapy) 4. analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer) 5. konseling terapetik 6. terapi case work 7. reconditioning 8. terapi kelompok yang reduktif 9. terapi somatic 2 TERAPI RECONSTRUNCTIVE Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. Cara psikoterapi reconstructive : 1. Psikoanalisa Freud 2. Psikoanalisa non Freud 3. psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

Sabtu, 06 April 2013

Pengertian Psikoterapi

Pengertian Psikoterapi Mungkin kita sering mendengar istilah Psikoterapi, namun banyak yang tidak mengertahui persis apa arti Psikoterapi itu. Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu. Ciri-ciri dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini: Interaksi Sistematis Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suatu interaksi antara kline dan terapis. Kata sistematis di sini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoritis terapis. Prinsip-prinsip Psikologis Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi teraupetik. Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologis ini. Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah, dan Pertumbuhan Pribadi Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh petumbuhan pribadi. Semoga penjelasan diatas dapat membantu anda untuk mengerti arti dari Psikoterapi dan mengaplikasikannya dengan baik.

Minggu, 06 Januari 2013

Multikulturalisme

Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

Akulturasi dan Relasi Internakultural

Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku. Contoh akulturasi, seperti saat budaya hip hop dari barat di kombinasikan dengan keroncong budaya jawa. Seperti Bondan Prakoso dengan Feat Two Black. Interkultural adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini) Stewart L. Tubbs, mengatakan bahwa interkultural adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras , etnik , atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Sedangkan menurut Fred E. Jandt mengartikan interkultural sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya. Jadi, Akulturasi dan Relasi Interkultural adalah terdapatnya hubungan atau relasi antara akulturasi dengan interkultural. Ada pun salah satunya akulturasi dapat terwujud dengan adanya peran dari intercultural yaitu proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dari proses komunikasi budaya yang berbeda tersebut secara langsung ataupun tidak langsung tercipta akulturasi yaitu Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Singkatnyanya dari komunikasi berbeda budaya menghasilkan perpaduan budaya yang berbeda juga namun tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok masing-masing.

Minggu, 04 November 2012

Akulturasi Psikologis

Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: saat in remaja-remaja Indonesia sedang maraknya menggunakan istilah-istilah bahasa baru, misalnya KEPO yang artinya ingin mengetahui segala sesuatu yang bukan urusannya. Sedangkan arti dari Kepo itu sendiri adalah kepanjangan Knowing Every Particular Object yang biasa orang barat pakai untuk menyindir orang lain. Namun di dalam negeri kita banyak sekali remaja-remaja yang mengetahui bahwa Kepo itu sendiri adalah bahasa Indonesia, atau bahasa “gaul” baru yang asli Indonesia. Tidak hanya itu, seperti budaya Korea yang sedang marak di perbincangkan dan di adaptasi di Indonesia, mulai baju, gaya berfoto, gaya dalam berdandan, body language yang ceria nan imut sedang marak sekali di negeri kita. Akulturasi sendiri sebenarnya adalah pengikisan budaya, menurut saya. Apalagi dengan pemuda-pemuda Indonesia yang nampaknya sering sekali labil, tidak memiliki karakter yag jelas. Hanya ikut-ikutan apa yang mayoritas remaja lain lakukan. Kadang banyak sekali hal-hal yang merugikan, namun tidak banyak juga yang menguntungkan. Itu mungkin sangat menunjukan bahwa Akulturasi Psikologis remaja di Indonesia sangat lah banyak dan beragam. Dengan pengertian Akulturasi diatas maka, menurut saya ada beberapa teori dari Psikologi Lintas Budaya yaitu dari prespektif teoritis, pengembangan teori baru yaitu Teori Cultural Studies dan Post Modernism. Perspektif ini meletakkan kerangka bagi suatu interpretasi budaya mengenai peranan teknologi komunikasi dan sistem media yang berkembang tahun 1970-an. Hall memandang media massa merupakan instrumen yang penting dari kapitalisme abad ke-20 yang berfungsi memelihara hegemoni ideologi. Media massa dianggap mampu menetapkan kerangka budaya massa. Maka dari itu komunikasi yang kita lakukan sehari-hari sangat banyak sekali yang menggunakan bahasa-bahasa serapan asing, yang artinya Akulturasi tidak akan lepas dari budaya kita. Tentunya proses Akulturasi ini juga tidak lepas dari peran media masa, dan teknologi yang semakin canggih sehingga mempermudah prosesnya itu sendiri. Harusnya kita yang memiliki banyak kebudayaan ini dapat menularkan kebudayaan kita untuk negara lain, jangan malah sebaliknya.
Berjuang terus remaja Indonesia, dan lebih kreatif untuk kedepannya.

Senin, 01 Oktober 2012

TRANSMISI BUDAYA DAN BIOLOGIS

Budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang ditransmisikan pada anggota masyarakatnya dari generasi ke generasi berikutnya. Proses transmisi dari generasi ke generasi tersebut dalam perjalanannya mengalami berbagai proses distorsi dan penetrasi budaya lain. Hal ini dimungkinkan karena informasi dan mobilitas anggota suatu masyarakat dengan anggota masyarakat yang lainnya mengalir tanpa hambatan. Bentuk – bentuk Transmisi Budaya Enkulturasi Enkulturasi mengacu pada proses dengan makna kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang tua atau orang yang dianggap lebih muda. Tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu suku/keluarga biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya melalui proses enkulturasi. Dalam proses ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil, awalnya dari orang dalam lingkungan keluarga lalu dari teman-teman bermain. Maka dari itu sangatlah berpengaruh enkulturasi terhadap pembentukan sikap, watak, dan perilaku seorang individu, karena kita mempelajari dan berkembang dengan didikan orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Sosialisasi Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota. Akulturasi Alkulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses pembudayaan yang formal (proses akulturasi). Proses akulturasi bukan semata-mata transmisi budaya dan adopsi budaya tetapi juga perubahan budaya. Sebagaimana diketahui, pendidkan menyebabkan terjadinya beragam perubahan dalam bidang sosial, budaya, ekonomi. politik, dan agama. Namun, pada saat yang bersamaan, pendidikan juga merupakan alat untuk konservasi budaya-transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya. Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah. Transmisi Budaya Melalui Tahap Perkembangan dan Pola Kelekatan
Attachment pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi kemampuan anak untuk menjalin persahabatan pada masa dewasa muda. Pola relasi orang tua dan anak seringkali seiiring dengan relasi suami dan istri, apalagi pada relasi suami dan istri yang tidak harmonis Pola relasi antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak sangat menentukan pola kepribadian dan relasi antar-pribadi pada masa dewasa. Seperti pendapat Arnold Gese, sejak usia satu tahun, anak memiliki pengenalan akan identitas dirinya yang mendalam juga akan menjadi benih pertumbuhan kepribadiannya di masa dewasa. Salah satu unsur pola relasi yang penting antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak disebut pola pertautan (attachment). Maka dari itu Transmisi Budaya seperti Enkulturasi, Sosialisasi, dan Alkulturasi memiliki ikitan yang sangat erat terhadap Pola Kelekatan pada ibu.