Minggu, 04 November 2012

Akulturasi Psikologis

Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: saat in remaja-remaja Indonesia sedang maraknya menggunakan istilah-istilah bahasa baru, misalnya KEPO yang artinya ingin mengetahui segala sesuatu yang bukan urusannya. Sedangkan arti dari Kepo itu sendiri adalah kepanjangan Knowing Every Particular Object yang biasa orang barat pakai untuk menyindir orang lain. Namun di dalam negeri kita banyak sekali remaja-remaja yang mengetahui bahwa Kepo itu sendiri adalah bahasa Indonesia, atau bahasa “gaul” baru yang asli Indonesia. Tidak hanya itu, seperti budaya Korea yang sedang marak di perbincangkan dan di adaptasi di Indonesia, mulai baju, gaya berfoto, gaya dalam berdandan, body language yang ceria nan imut sedang marak sekali di negeri kita. Akulturasi sendiri sebenarnya adalah pengikisan budaya, menurut saya. Apalagi dengan pemuda-pemuda Indonesia yang nampaknya sering sekali labil, tidak memiliki karakter yag jelas. Hanya ikut-ikutan apa yang mayoritas remaja lain lakukan. Kadang banyak sekali hal-hal yang merugikan, namun tidak banyak juga yang menguntungkan. Itu mungkin sangat menunjukan bahwa Akulturasi Psikologis remaja di Indonesia sangat lah banyak dan beragam. Dengan pengertian Akulturasi diatas maka, menurut saya ada beberapa teori dari Psikologi Lintas Budaya yaitu dari prespektif teoritis, pengembangan teori baru yaitu Teori Cultural Studies dan Post Modernism. Perspektif ini meletakkan kerangka bagi suatu interpretasi budaya mengenai peranan teknologi komunikasi dan sistem media yang berkembang tahun 1970-an. Hall memandang media massa merupakan instrumen yang penting dari kapitalisme abad ke-20 yang berfungsi memelihara hegemoni ideologi. Media massa dianggap mampu menetapkan kerangka budaya massa. Maka dari itu komunikasi yang kita lakukan sehari-hari sangat banyak sekali yang menggunakan bahasa-bahasa serapan asing, yang artinya Akulturasi tidak akan lepas dari budaya kita. Tentunya proses Akulturasi ini juga tidak lepas dari peran media masa, dan teknologi yang semakin canggih sehingga mempermudah prosesnya itu sendiri. Harusnya kita yang memiliki banyak kebudayaan ini dapat menularkan kebudayaan kita untuk negara lain, jangan malah sebaliknya.
Berjuang terus remaja Indonesia, dan lebih kreatif untuk kedepannya.

Senin, 01 Oktober 2012

TRANSMISI BUDAYA DAN BIOLOGIS

Budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang ditransmisikan pada anggota masyarakatnya dari generasi ke generasi berikutnya. Proses transmisi dari generasi ke generasi tersebut dalam perjalanannya mengalami berbagai proses distorsi dan penetrasi budaya lain. Hal ini dimungkinkan karena informasi dan mobilitas anggota suatu masyarakat dengan anggota masyarakat yang lainnya mengalir tanpa hambatan. Bentuk – bentuk Transmisi Budaya Enkulturasi Enkulturasi mengacu pada proses dengan makna kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang tua atau orang yang dianggap lebih muda. Tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu suku/keluarga biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya melalui proses enkulturasi. Dalam proses ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil, awalnya dari orang dalam lingkungan keluarga lalu dari teman-teman bermain. Maka dari itu sangatlah berpengaruh enkulturasi terhadap pembentukan sikap, watak, dan perilaku seorang individu, karena kita mempelajari dan berkembang dengan didikan orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Sosialisasi Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota. Akulturasi Alkulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses pembudayaan yang formal (proses akulturasi). Proses akulturasi bukan semata-mata transmisi budaya dan adopsi budaya tetapi juga perubahan budaya. Sebagaimana diketahui, pendidkan menyebabkan terjadinya beragam perubahan dalam bidang sosial, budaya, ekonomi. politik, dan agama. Namun, pada saat yang bersamaan, pendidikan juga merupakan alat untuk konservasi budaya-transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya. Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah. Transmisi Budaya Melalui Tahap Perkembangan dan Pola Kelekatan
Attachment pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi kemampuan anak untuk menjalin persahabatan pada masa dewasa muda. Pola relasi orang tua dan anak seringkali seiiring dengan relasi suami dan istri, apalagi pada relasi suami dan istri yang tidak harmonis Pola relasi antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak sangat menentukan pola kepribadian dan relasi antar-pribadi pada masa dewasa. Seperti pendapat Arnold Gese, sejak usia satu tahun, anak memiliki pengenalan akan identitas dirinya yang mendalam juga akan menjadi benih pertumbuhan kepribadiannya di masa dewasa. Salah satu unsur pola relasi yang penting antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak disebut pola pertautan (attachment). Maka dari itu Transmisi Budaya seperti Enkulturasi, Sosialisasi, dan Alkulturasi memiliki ikitan yang sangat erat terhadap Pola Kelekatan pada ibu.

PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas. Namun secara umum psikologi lintas budaya adalah salah satu bagian dari psikologi yang merupakan kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara perubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan perubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam perubahan-perubahan tersebut. Banyak sekali kaitan psikologi lintas budaya dengan disiplin ilmu yang lain. Adapun contohnya sebagai berikut Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Sosial, selain berbicara mengenai bagaimana menghadapi kelompok dengan kelompok, psikologi social ini juga mempelajari antara kelompok dengan individu, bagaimana individu dapat beradaptasi dengan budaya, ekologis, norma, dan etika-etika yang dimiliki masing-masing daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda. Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Kepribadian, bagaimana individu yang memiliki percampuran budaya memiliki kepribadian yang unik yang seakan-akan mencampurkan berbagai macam budaya dan menjadi karakteristiknya yang selama perjalanan hidupnya budaya itu hidup berdampingan semisalnya orang tua.
Kemudian di bahas pula mengenai Perbedaan Psikologi Lintas budaya dengan Psikologi Indegenous , Indigenous Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya. Perbedaannya adalah psikologi lintas budaya lebih memahami tentang karakteristik individunya dengan etnik tertentu namun psikologi indigenous lebih mendalami mengenai masalah yang di timbulkan oleh individu dari etnik tertentu. Setelah itu ada pula Perbedaan Psikologi Lintas budaya dengan Psikologi Budaya. Psikologi budaya adalah interdisiplin ilmu tentang manusia yang bertujuan untuk mengembangkan beberapa disiplin, khususnya antropologi (satu kesatuan dengan linguistik) yang bermanfaat untuk menganalisa lingkungan sosio-kultural (makna dan sumber-sumber “forms of life”) dalam semua itensionalisme dan kekhususan mereka; dan psikologi (satu kesatuan dengan filosofi) yang bermanfaat untuk analisis tentang person dalam semua intensionalitas dan historisitasnya. Perbedaannya adalah psikologi budaya sangatlah kompleks membahas tentang bagaimana budaya itu bisa ada, apa yang mempengaruhi, bagaimana kehidupan sosialnya dsb. Dan yang terakhir adalah Perbedaan Mengenai Antropologi dengan Psikologi Lintas Budaya. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Perbedaannya adalah Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Senin, 19 Maret 2012

Fenomena Kesehatan Mental

Belakangan ini banyak sekali headline –headline yang sangat aneh berseliweran di media masa, entah itu yang menyangkut tetang ekonomi, politik, pendidikan, dan masih banyak lagi. Namun semua itu pasti bersangkutan dengan masalah psikologis individu masing-masing. Headline yang saya baca baru-baru ini adalah Demi Lipstik, Ibu Kejam ini Tega Membunuh Anaknya ! sekilas dari ceritanya akan saya tampilkan sebagai berikut :
KISAH YANG SANGAT MEMILUKAN!
Anak perempuan kecil yang malang ini memberitahukan ibunya,"Mama, aku baru saja melukis memakai lipstik mama".
Ibunya yang mendengar hal itu lalu melihat lipstik mahal yang baru saja dibelinya telah tinggal setengah dan wajah dan tangan dan baju anak perempuan telah belepotan dengan lipstik tersebut. Dengan sangat marah, ibu itu mengamuk dan memukuli anak perempuan kecil yang malang tersebut tanpa menghiraukan tangisan dan jeritan dari mulut kecilnya.


Kemudian setelah berhasil melampiaskan emosinya, ibu ini baru sadar kalau anak perempuannya sudah gak bergerak lagi. Ia pun menguncangkan tubuh anaknya sambil menangis dan memohon agar anak perempuannya membuka matanya.
Tapi terlambat,..... jantung anak perempuan itu telah berhenti berdetak.
Dan saat sang ibu melihat ke seprei tempat tidur anaknya, disitu tertulis sebuah tulisan dengan tinta lipstik merah yang tertulis: "Mama, aku sangat mencintaimu".
Sangat memilukan bukan kisah tersebut di karenakan kemarahan sesaat yang tidak bias di bending tanpa harus mengklarifikasinya terlebih dahulu. Kita sering sekali mendengar kisah-kisah tersebut, banyak yang lebih mengenaskan lagi lebih dari itu. Dan apa yang terjadi setelahnya? Penyesalan yang tiada akhir di sepanjang hidupnya, dan bias jadi menbuat sebuah trauma yang mendalam di benak individu tersebut.
”. Menurut model kesehatan mental Fromm, kepribadian yang sehat didorong oleh kebutuhan, orang yang sehat mental memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis ini secara produktif dan kreatif.”
Memang sudah seharusnya menjadi pribadi yang kreatif untuk membuat mental yang sehat. Bia mental kita sehat kita dapat membuat sebuah peluang yang tidak pernah terduga sama sekali dalam hidup kita. Contohnya banyak sekali fenomena-fenomena tentang pengusaha sukses yang berawal dari bawah sekali, ini contoh artikel yang say abaca baru-baru ini:
FAUZI SALEH, Mantan Petugas Keamanan menjadi Pengusaha Sukses
Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya. Pengusaha perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota. Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan ibarat roda yang berputar.
Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan 50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks perumahan Pesona Depok.
Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya.
Prinsip manajemen “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, beliau kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.


Untuk kisah selanjutnya bisa di cek ke
Senang bukan memiliki mental yang sehat? Dapat membuat hidup lebih bermakna dan tidak ada penyesalan dalam hidup.

Kamis, 15 Maret 2012

Tugas Kesehatan Mental

KESEHATAN MENTAL
Mungkin banyak orang yang sering mendengar tentang kesehatan mental menunjukan bagaimana sehatnya akal pikiran kita. Namun sebenarnya kesehatan mental itu apa sih? Disini saya akan mengkaji mengenani kesehatan mental.
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Nah mental yang sehat adalah mental yang tidak terpengaruh terhadap Stressor (penyebab penyebab stress), oranng yang sehat mentalnya berarti dapat menahan segala tekanan-tekanan yang terjadi pada dirinya yang datangnya dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya. Akan tetapi bagaimana sehatnya mental juga bisa di pengaruhi oleh faktor gen, proses belajar, budaya, dan lain-lain. Di telinga orang awam mungkin sering salah mengartikan bahwa mental yang tidak sehat adalah orang yang tidak normal. Sedangkan kesehatan mental memiliki enam kategori yaiitu:
Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
 1. Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
 2. Aktualisasi diri
 3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
 4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
 5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
 6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
Jadi jita tidak bisa men-judge orang sembarangan bahwa ia menderita gangguan mental. Karena, gangguan mental itu sebenarnya dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat, perilaku tersebut baik yang berupa pikiran, perasaan maupun tindakan. Seperti Alcoholic, depresi, stress dapat di katakan gangguan mental karena menurunnya fungsi mental dan juga menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal :
 1. Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
 2. Ketidak bahagiaan secara subyektif
 3. Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan
 4. Sebagian penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris dirumah sakit, namun ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut.
Seseorang yang gagal dalam beradaptasi secara positif dengan lingkungannya dikatakan mengalami gangguan mental. Proses adaptif ini berbeda dengan penyesuaian sosial, karena adaptif lebih aktif dan didasarkan atas kemampuan pribadi sekaligus melihat konteks sosialnya. Atas dasar pengertian ini tentu tidak mudah untuk mengukur ada tidaknya gangguan mental pada seseorang, karena selain harus mengetahui potensi individunya juga harus melihat konteks sosialnya.
Dengan adanya pendidikan mengenai Kesehatan Mental kita di harapkan bias menjadi makhluk social yang bias di terima di mata masyarakat dan tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.

Selasa, 10 Januari 2012

Pengalaman Mewawancarai Pengguna Internet

Pada awalnya kami sekelompok di beri tugas untuk mengerjakan tugas Psikologi Internet, kami di beri tugas untuk mewawancarai salah satu pengguna aktif internet. Kemudian kami mewawancarai seorang mahasiswa yang juga juga fakultas psikologi.
Ia menggunakan internet untuk keperluan berbisnis dan mengerjakan tugas-tugas kuliah, dia bisa menggunakan internet sampai berjam-jam lamanya..
Ternyata internet cukup mengasyikan selain bisa mencari wawasan, juga dapat menonton video, mendengarkan lagu, belanja-belanja, bahkan bisa menghasilkan banyak uang. Namun ada baiknya internet di gunakan sebaik mungkin dan sebijaksana mungkin, karena salah-salah akan memebrikan efek samping yang tidak baik untuk fisik anda, bisa menimbulkan penyakit radang sendi, pusing-pusing, bahkan bisa menimbulkan kerusakan pada mata.
Idealnya menggunakan internet atau berhadapan dengan komputer antara 4-5 jam sehari sehingga anda dapat meng istirahatkan  badan anda, dan otak anda. Pengguna internet yang berlebihan juga bisa mengganggu psikologis anda, karena sangking asiknya dunia maya yang tanpa batas, anda bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa di dapat di dunia nyata, sehingga orang-orang yang addict dengan internet cenderung menjadi orang yang introvet atau tertutup, dan jarang bersosialisasi di kehidupan aslinya.
Pengalaman yang menarik memang dapat mewawancarai si responden bernama Dwi Permatasari Lutan, dan senang bisa bekerja sama dengan http://erningmayudha.blogspot.com/ (Erning Mayudha) dan http://ulaarista.blogspot.com/ Terima kasih semoga pengalaman saya berguna bagi orang banyak.