Senin, 19 Maret 2012

Fenomena Kesehatan Mental

Belakangan ini banyak sekali headline –headline yang sangat aneh berseliweran di media masa, entah itu yang menyangkut tetang ekonomi, politik, pendidikan, dan masih banyak lagi. Namun semua itu pasti bersangkutan dengan masalah psikologis individu masing-masing. Headline yang saya baca baru-baru ini adalah Demi Lipstik, Ibu Kejam ini Tega Membunuh Anaknya ! sekilas dari ceritanya akan saya tampilkan sebagai berikut :
KISAH YANG SANGAT MEMILUKAN!
Anak perempuan kecil yang malang ini memberitahukan ibunya,"Mama, aku baru saja melukis memakai lipstik mama".
Ibunya yang mendengar hal itu lalu melihat lipstik mahal yang baru saja dibelinya telah tinggal setengah dan wajah dan tangan dan baju anak perempuan telah belepotan dengan lipstik tersebut. Dengan sangat marah, ibu itu mengamuk dan memukuli anak perempuan kecil yang malang tersebut tanpa menghiraukan tangisan dan jeritan dari mulut kecilnya.


Kemudian setelah berhasil melampiaskan emosinya, ibu ini baru sadar kalau anak perempuannya sudah gak bergerak lagi. Ia pun menguncangkan tubuh anaknya sambil menangis dan memohon agar anak perempuannya membuka matanya.
Tapi terlambat,..... jantung anak perempuan itu telah berhenti berdetak.
Dan saat sang ibu melihat ke seprei tempat tidur anaknya, disitu tertulis sebuah tulisan dengan tinta lipstik merah yang tertulis: "Mama, aku sangat mencintaimu".
Sangat memilukan bukan kisah tersebut di karenakan kemarahan sesaat yang tidak bias di bending tanpa harus mengklarifikasinya terlebih dahulu. Kita sering sekali mendengar kisah-kisah tersebut, banyak yang lebih mengenaskan lagi lebih dari itu. Dan apa yang terjadi setelahnya? Penyesalan yang tiada akhir di sepanjang hidupnya, dan bias jadi menbuat sebuah trauma yang mendalam di benak individu tersebut.
”. Menurut model kesehatan mental Fromm, kepribadian yang sehat didorong oleh kebutuhan, orang yang sehat mental memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis ini secara produktif dan kreatif.”
Memang sudah seharusnya menjadi pribadi yang kreatif untuk membuat mental yang sehat. Bia mental kita sehat kita dapat membuat sebuah peluang yang tidak pernah terduga sama sekali dalam hidup kita. Contohnya banyak sekali fenomena-fenomena tentang pengusaha sukses yang berawal dari bawah sekali, ini contoh artikel yang say abaca baru-baru ini:
FAUZI SALEH, Mantan Petugas Keamanan menjadi Pengusaha Sukses
Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya. Pengusaha perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota. Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan ibarat roda yang berputar.
Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan 50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks perumahan Pesona Depok.
Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya.
Prinsip manajemen “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, beliau kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.


Untuk kisah selanjutnya bisa di cek ke
Senang bukan memiliki mental yang sehat? Dapat membuat hidup lebih bermakna dan tidak ada penyesalan dalam hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar